:: Sponsored ::


:: Statistic ::


Web Page Counter
Since 25.01.2006
Since 17.Aug.2005

visitor online

:: MP3 Player ::
Tam's MP3 Player
:: Tam's IndoHitz ::
:: Quotation ::
:: Blog Map ::
My Location
:: The Story ::


Racun
<$BlogDateHeaderDate$>
SEMUA kejadian pasti bermakna, tak peduli bikin sedih atau sakit hati.
Maka, nasihat arif yang acap kita dengar adalah: ''Petik manfaatnya, ambil hikmahnya.''
Ubahlah cara pandang! Istilah kerennya, reframing.
Yaitu upaya membingkai ulang sebuah kejadian dengan mengubah sudut pandang secara positif.


Maka, jadilah sebuah kebencian bersulih cinta.
Ketakutan mewujud ketenteraman batin.
Dan, yang tampak ''tidak adil'' terlihat sebagai anugerah yang perlu disyukuri.


Apalagi jika mampu melihat secara polos, alami tanpa ego, maka akan tergambar cinta kasih yang hidup dalam setiap renik penciptaan-Nya.

Hidup pun benar-benar tenteram tanpa dibayangi ketakutan.

Pelukis, pemusik, dan sastrawan besar India, Rabindranath Tagore (1816-1941), menulis begini: ''Di belakangku ada kekuatan tak terbatas, di depanku ada kemungkinan tak berakhir, di sekelilingku ada kesempatan tak terhitung. Dan, semua itu ada Yang Mengatur. Kenapa mesti takut?''

Ya, kenapa mesti takut? Sunan Bonang alias Makhdum Ibrahim, yang lahir pada pertengahan abad ke-15 dan meninggal pada abad ke-16, menulis sajak begini:

Jangan terlalu jauh mencari keindahan
Keindahan ada di dalam diri malah seluruh dunia ada di dalam diri
Jadikan dirimu cinta
Supaya dapat memandang dunia
Pusatkan pikiran heningkan cipta
Siang malam, berjagalah!
Segala yang ada di sekelilingmuAdalah buah amal perbuatanmu
Jadikan dirimu cinta supaya dapat memandang dunia!

Kalimat yang bermakna dalam. Dr. Deepak Chopra, ahli psikospiritual India, menulis dalam The Way of the Wizard, Rahasia Jurus Sang Empu, cinta adalah ''yang meluluhkan segala ketidakmurnian, sehingga yang masih ada hanya yang sejati dan yang riil.''

Selama kaupunya takut, kaupunya kemarahan, kau punya ego yang mementingkan diri sendiri, kau tidak bisa benar-benar mencintai.
Dan, tidak ada orang yang tanpa cinta.
Yang ada hanya orang yang tidak bisa merasakan kekuatan cinta.
Cinta itu lebih dari suatu emosi atau suatu perasaan.

Cinta lebih dari kegairahan.
Cinta adalah udara yang kita hirup sebagai napas... dan beredar dalam tiap sel.'
Cinta adalah kekuatan tertinggi karena tiada paksaan.


Cinta itu pula yang menggerakkan saya membagi kisah dari e-mail seorang rekan.
Ceritanya, di zaman Cina kuno, seorang wanita muda yang baru menikah, Li-Li, tinggal di rumah ''mertua indah''.

Setelah berhari-hari berkumpul, dia menyimpulkan tidak cocok dengan si ibu mertua.
Tiada hari tanpa debat dan tengkar.Li-Li tambah kesal karena adat Cina kuno mengatakan: ''Harus selalu menundukkan kepala untuk menghormati mertua dan menaati semua kemauannya.''
Suami Li-Li, seorang yang berjiwa sederhana, sedih menghadapi keributan yang tiada pernah henti itu.

Akhirnya, Li-Li tak tahan lagi, dan bertekad melakukan sesuatu.
Ia pun pergi ke rumah sahabat ayahnya, Sinshe Wang, yang memiliki toko obat.
Ia ceritakan kekeruhan di rumah dan mohon agar dibuatkan racun bagi si ibu mertua.

Sinshe Wang berpikir keras sejenak, lalu berkata: ''Li-Li, saya mau membantu menyelesaikan masalahmu, tapi kamu harus mendengarkan saya dan menaati apa yang saya sarankan.''
Jawab Li-Li: ''Baik, Pak Wang. Saya akan mengikuti yang Bapak katakan.''

Wang mengambil ramuan dan berpesan: ''Kamu tidak bisa memakai racun keras yang mematikan seketika untuk menyingkirkan ibu mertuamu, karena itu akan membuat orang jadi curiga. Saya memberimu ramuan beberapa jenis tanaman obat yang secara perlahan-lahan akan jadi racun dalam tubuhnya.''

Untuk itu, ''Setiap hari sediakan makanan yang enak-enak dan masukkan sedikit ramuan obat ini ke dalamnya. Lalu, supaya tidak ada yang curiga saat ia mati nanti, kamu harus hati-hati dan bersikaplah sangat bersahabat dengannya. Jangan berdebat dengannya, taati semua kehendaknya, dan perlakukan dia seperti seorang ratu,'' kata Wang.

Li-Li sangat senang dan berterima kasih pada Wang.
Buru-buru dia pulang untuk memulai rencana membunuh ibu mertua.
Minggu demi minggu, bulan demi bulan berlalu, Li-Li melayani mertuanya secara manusiawi.
Disuguhkannya makanan lezat yang sudah ''dibumbui''.
Pokoknya, sesuai petunjuk agar tak menimbulkan kecurigaan.
Ia mulai belajar mengendalikan amarah, menaati perintah ibu mertua, dan memperlakukannya seperti ibu sendiri.

Enam bulan berlalu, dan suasana berubah drastis.
Li-Li sudah mampu menguasai diri.
Ia tak pernah kesal atau marah lagi.
Ia juga tak pernah berdebat dengan ibu mertua.
Begitu pula si ibu mertua.
Jauh lebih ramah.
Li-Li dianggap sebagai putri sendiri.
Tak hanya itu, diceritakan pada kawan dan sanak famili bahwa Li-Li menantu paling baik yang ia peroleh.

Suatu hari, Li-Li menemui Sinshe Wang. ''Pak Wang, tolong saya untuk mencegah supaya racun yang saya berikan pada ibu mertua tidak sampai membunuhnya. Ia telah berubah jadi wanita sangat baik sehingga saya mencintainya, seperti ibu sendiri. Saya tidak mau ia mati karena racun yang saya berikan kepadanya,'' kata dia.Wang tersenyum.

Ia mengangguk-angguk, lalu berkata: ''Li-Li, tidak ada yang perlu kamu khawatirkan. Saya tidak pernah memberi kamu racun. Ramuan yang saya berikan kepadamu itu hanyalah penguat badan untuk menjaga kesehatan.... Satu-satunya racun yang ada adalah yang terdapat dalam pikiranmu sendiri dan di dalam sikapmu terhadapnya. Tapi semua itu telah disapu bersih dengan cinta yang kamu berikan kepadanya.''
Cinta memang dahsyat.
Pepatah Cina kuno mengatakan: ''Orang yang mencintai orang lain akan dicintai juga sebagai balasannya.''
Dan, itu sudah dibuktikan Li-Li, walau pada awalnya karena keterpaksaan.

(taken from: TamtomoVision)


Labels:

posted by .:: me ::. @ 12:03:00 PM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
:: My Profile ::

... m.y.z.t.e.r.i.o.u.z ...
... click my profile ...
... please don't click ...




Join me on Friendster!

Chat 

With Me
:: Wisdom ::

When we succeed, we are thankful. When we fail, we are also thankful.
The happiness and wealth are in the thankful attitude itself.
[Saat sukses kita bersyukur. Saat gagalpun kita bersyukur.
Sesungguhnya kebagiaan dan kekayaan sejati ada pada rasa bersyukur.]"

Love and attention is power! If all us are willing to share love and attention towards people arounds us, then life will be happier and more meaningfull.
(Cinta dan perhatian adalah kekuatan! Jika setiap hari kita mau memberikan cinta dan perhatian kepada orang-orang di sekeliling kita hidup akan lebih bermakna).

Terkadang manusia terlebih dahulu tenggelam dalam keputusasaannya.
Dengan emosinya mereka mengatakan bahwa masalah yang mereka hadapi sangatlah berat.
Sesungguhnya jika mereka yakin dengan usaha mereka, niscaya Tuhan pasti menjawabnya.

Salah satu cara yang paling efektif untuk memperbaiki diri adalah dengan mengingat dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan.
Karena mungkin saja kesempitan yang dialami saat ini adalah buah dari kesalahan masa lalu dan kita belum memohonkan ampun kepada Allah.

The future is not a result of choices among alternative paths offered by the present, but a place that is created – created first in the mind and will, created next in activity.
The future is not some place we are going to, but one we are creating. The paths are not to be found, but made, and the activity of making them, changes both the maker and the destination.[John Schaar].
:: Recent Post ::
:: Archives ::
:: Menu ::
:: LETTO Fans Blog ::
:: NIDJIholic Blog ::

Click Slide Show
:: Friends ::
:: Games ::
:: Powered By ::

BLOGGER
2006, Ver. 4.0, Design by: Tamtomo~ Email: TamtomoMail~ Please Send Your Comment About Our Blog