:: Sponsored ::


:: Statistic ::


Web Page Counter
Since 25.01.2006
Since 17.Aug.2005

visitor online

:: MP3 Player ::
Tam's MP3 Player
:: Tam's IndoHitz ::
:: Quotation ::
:: Blog Map ::
My Location
:: The Story ::


Rajawali Berjiwa Ayam
<$BlogDateHeaderDate$>
Tulisan ini bermula dari kisah yang disampaikan oleh Anthony De Mello dalam buku Awareness. Dikisahkan.., Seekor induk ayam yang mengerami telur-telurnya. Tanpa disadari satu di antara telur yang di-erami adalah telur burung Rajawali. Ketika waktunya tiba, telur-telur pun menetas. Sebagai bangsa ayam, Induk ayam secara naluri berjalan ke sana kemari menggiring anak-anaknya untuk mencari makan. Dan sepanjang hidupnya, sang burung Rajawali yang hidup bersama anak ayam lainnya, turut serta belajar bertahan hidup dari sang induk ayam.

Akhirnya.., si Rajawali tumbuh dan telah berjiwa ayam. Bertingkah laku layaknya seekor ayam, mematuk dan mencakar tanah untuk mencari makan. Tiba saatnya ia pun menjadi dewasa. Pernah sekali dilihatnya se-ekor burung bertubuh tegap terbang gagah perkasa melintas diatas kawanan ayam. Tiba-tiba satu di antara kawanan ayam berteriak histeris..., "sembunyi...!!!". Serentak semua ayam berlindung di dalam semak belukar. Di antara kumpulan ayam yang ketakutan, bersembunyi juga si Rajawali berjiwa ayam.

Karena penasaran, si Rajawali berjiwa ayam pun bertanya pada saudaranya si ayam : "Mahluk apakah yang terbang melintas di atas langit tadi" ?. Ayam menjawab : "Itulah yang namanya Raja Langit, Si Rajawali penguasa Alam Semesta (Ayam tadi menggambarkan Rajawali sebagai mahluk gagah perkasa). Karena penasaran si Rajawali berjiwa ayam bertanya lagi : "Lalu mengapa kita harus berlindung" ?. Karena bila si Raja langit marah dan menyambar kita, sekali kelebat habislah kita bangsa ayam ini.

Mendengar itupun si Rajawali yang hidup bersama dengan kawanan ayam mengangguk-anggukkan kepalanya. Meskipun kakinya gemetar, tetapi si Rajawali berjiwa ayam tak henti-hentinya mengagumi Sang Raja langit yang terbang dengan gagah perkasa.
Setelah merasa cukup aman, kemudian kawanan ayam pun kembali keluar dari persembunyian. Memulai lagi pekerjaan rutin, mengais sampah mencari makan. Sang Rajawali berjiwa ayam hanya mengagumi, tetapi ia tetap tidak berubah, merasa dirinya adalah ayam kampung asli. Doktrin bangsa ayam sudah sedemikian ia jiwai "teruskan mengais sampah mencari makan agar bisa survive".

Waktu terus berjalan, Si Rajawali berjiwa ayam semakin tua, hingga akhir hayatnya ia tidak pernah menemukan jati diri sebagai Rajawali sungguhan yaitu Sang Penguasa Langit. Sungguh kasihan si Rajawali mati sebagai ayam. Si Rajawali tidak pernah menyadari POTENSINYA, berpasrah diri tanpa MENCOBA. Ia tidak menemukan bahwa dirinya teramat hebat. Penguasa langit yang ditakuti dan disegani oleh masyarakat ayam.

Pembaca yang terhormat banyak yang bisa kita petik dari cerita diatas. Namun yang perlu saya sampaikan TERNYATA dalam kehidupan sehari-hari juga banyak kita temui kelompok manusia yang hanya sebagai supporter dan menjadi pengagum. Men-syah-kan mitos hidup "menjadi orang pinggiran adalah sebuah takdir". Takdir jangan dilawan. Sehingga muncul anggapan miskin adalah kewajaran bagi masyarakat kelas dua, orang miskin kurang cerdas, berkasta rendahan, berkasta rendah sama dengan ber-IQ rendah, ber-IQ rendah identik dengan orang tidak cakap dan tidak mampu, karena sudah takdir harus berpasrah diri dan meneruskan garis keturunan miskin, sukses suatu yang mustahil.
Sebagaimana hukum alam semesta akan menjawab : "Ku kabulkan keinginan mu" yaitu tetap menjadi kelompok pinggiran. Bukankah hukum universal mengatakan "You are what you think, You are what you believe".

Ternyata bila di-amati seksama, banyak juga manusia seperti Rajawali bermental ayam. Tidak henti-hentinya mengagumi orang lain. Bukan meniru keberhasilan orang secara positif, melainkan menjadikan keberhasilan orang sebagai parameter untuk memastikan, memang betul dirinya sebagai kasta rendah dan harus menerima nasif dan pasif.

Lewat tulisan ini saya ingin memprovokasi anda, mengatakan STOP pikiran itu !!. Rubahlah pola pikir, katakan : "SAYA dan SEMUA orang dilahirkan dengan kesempatan sukses yang sama ". "SAYA bisa, ANDA bisa, SEMUA bisa. Berusaha lebih keras dan cerdas". Berusaha dan bekerja dengan sungguh-sungguh dan biarkan semesta bekerja untuk mewujudkan apa yang anda inginkan. Menjadi manusia berjiwa besar, mampu mencari makna hidup, bekerja cerdas penuh antusias dan kegembiraan.

Sangat penting bagi manusia menyadari dirinya sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang ajaib dan sungguh-sungguh hebat. Ini bukan omong kosong. Percayakah anda sekalipun gajah itu besar dan kuat, harimau itu ganas dan seram. Bila anda mau, mahluk ganas dan kuat itu bisa anda ciptakan menari di depan anda. Coba tarik nafas dalam-dalam, dan selami kebenaran yang saya sampaikan. Anda akan mampu menjadikan apa saja, menciptakan yang tidak ada menjadi ada, dan yang sulit menjadi mudah.

Saya ingin mengatakan sekali lagi MANUSIA SUNGGUH CIPTAAN AJAIB. Maksimalkan Potensi dan kelebihan yang di berikan Tuhan pada manusia lewat panca indra maupun akal yang berlimpah. Dengan menyadari dan pandai menggunakan keajaiban ini, APAPUN BISA ANDA CAPAI, BILA ANDA YAKIN DAN ANDA MAU.

Penulis : Sutrisno, SH, MKn (Thinker & Motivator)

Labels:

posted by .:: me ::. @ 6:43:00 AM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
:: My Profile ::

... m.y.z.t.e.r.i.o.u.z ...
... click my profile ...
... please don't click ...




Join me on Friendster!

Chat 

With Me
:: Wisdom ::

When we succeed, we are thankful. When we fail, we are also thankful.
The happiness and wealth are in the thankful attitude itself.
[Saat sukses kita bersyukur. Saat gagalpun kita bersyukur.
Sesungguhnya kebagiaan dan kekayaan sejati ada pada rasa bersyukur.]"

Love and attention is power! If all us are willing to share love and attention towards people arounds us, then life will be happier and more meaningfull.
(Cinta dan perhatian adalah kekuatan! Jika setiap hari kita mau memberikan cinta dan perhatian kepada orang-orang di sekeliling kita hidup akan lebih bermakna).

Terkadang manusia terlebih dahulu tenggelam dalam keputusasaannya.
Dengan emosinya mereka mengatakan bahwa masalah yang mereka hadapi sangatlah berat.
Sesungguhnya jika mereka yakin dengan usaha mereka, niscaya Tuhan pasti menjawabnya.

Salah satu cara yang paling efektif untuk memperbaiki diri adalah dengan mengingat dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan.
Karena mungkin saja kesempitan yang dialami saat ini adalah buah dari kesalahan masa lalu dan kita belum memohonkan ampun kepada Allah.

The future is not a result of choices among alternative paths offered by the present, but a place that is created – created first in the mind and will, created next in activity.
The future is not some place we are going to, but one we are creating. The paths are not to be found, but made, and the activity of making them, changes both the maker and the destination.[John Schaar].
:: Recent Post ::
:: Archives ::
:: Menu ::
:: LETTO Fans Blog ::
:: NIDJIholic Blog ::

Click Slide Show
:: Friends ::
:: Games ::
:: Powered By ::

BLOGGER
2006, Ver. 4.0, Design by: Tamtomo~ Email: TamtomoMail~ Please Send Your Comment About Our Blog