|
Powerful Beyond Measure |
<$BlogDateHeaderDate$>
|
"Our deepest fear is not that we are inadequate. Our deepest fear is that we are powerful beyond measure. It is our light, not our darkness that most frightens us. We ask ourselves, `Who am I to be brilliant, gorgeous, talented, and fabulous?' Actually, who are you not to be? You are a child of God. Your playing small does not serve the world. There is nothing enlightened about shrinking so that other people won't feel insecure around you. We were born to manifest the glory that is within us. And as we let our light shine we unconsciously give other people permission to do the same. As we are liberated from our own fear, our presence automatically liberates others."
~Sebagaimana dikutip dari Marianne Williamson oleh Nelson Mandela dalam inaugurasinya sebagai presiden Afrika Selatan
Kutipan dari Nobel Laureate Nelson Mandela ini sangat mengusik kalbu. Bagaimana tidak? Selama ini banyak orang yang menilai saya "overconfident". "Kamu tuh kok yakin banget sama kemampuanmu, sih?", "Ah, kalau ngomong sama Jennie, saya kok jadi merasa mantap sekali, ya?", dan "Kamu memangnya tidak pernah gagal?", adalah pernyataan dan pertanyaan yang sangat sering saya jumpai.
Bagi mereka yang mengenal saya secara pribadi, banyak yang merasa saya terlalu percaya diri dan seakan-akan tidak pernah mengalami kegagalan. Sebenarnya, malah sebaliknya. Kegagalan sudah merupakan makanan saya sehari-hari. Sejak masa kanak-kanak sampai sekarang, mungkin sudah ribuan kali saya gagal dalam kehidupan personal, dunia kerja dan, apalagi sekarang, dunia bisnis.
Namun mungkin kalau dibandingkan dengan orang lain yang sedih tidak karuan juntrungnya jika mengalami kegagalan, saya menanggapinya hanya sebagai konsekuensi kehidupan biasa. Gagal dan sukses sebenarnya sama saja, hanyalah dua sisi dari sebuah koin saja. Dengan mindset seperti ini, masa-masa susah dan masa-masa senang tidaklah banyak berbeda.
Lantas, apa yang menyebabkan saya punya mindset seperti itu? Sebagaimana Nelson Mandela utarakan di atas, keyakinan akan kemampuan diri sendiri dan "what I think about myself is more important than what people think about me" adalah kuncinya. Saya yakin akan kemampuan saya untuk bangkit kembali setiap kali mengalami kegagalan.
Juga, I don't play myself small. Banyak orang yang "mengatasnamakan kultur timur yang modest" berusaha tidak kelihatan pandai di mata orang lain, juga berusaha untuk "menutupi" kelebihan-kelebihannya dengan "mengecilkan" prestasi-prestasinya. Saya tidak demikian. Saya lengkap dengan segala kelebihan dan kekurangan yang selalu saya bawa ke mana-mana. Di sinilah konflik kultural kadang-kadang terjadi.
Di negara-negara barat yang terbuka seperti Amerika Serikat, "not playing yourself small" adalah hal yang biasa. Para coach terkemuka, seperti Anthony Robbins dan rekan-rekannya selalu mengajarkan bahwa dirimu adalah "lebih" daripada yang kau ketahui saat ini (ini yang diajarkannya ketika para coachee-nya diajak untuk berjalan di atasbatu bara yang membara). Yang muncul ke permukaan sekarang hanyalah ujung dari gunung es. Dirimu sebenarnya mempunyai potensi yang luar biasa, yang kebanyakan masih "tidur" di dalam diri sendiri.
Dirimu mempunyai potensi besar luar biasa yang kalau pintunya dibuka akan "menyilaukan" mata.
Intinya hanya satu; menjadi coach bagi diri sendiri dalam usaha membangkitkan diri yang masih "tidur." Dalam NLP (Neuro Linguistic Programming), mungkin inilah yang dikenal sebagai tapping into your subconcious (alam bawah sadar). Alam bawah sadar sangatlah luas dan dalam, sehingga jika pintunya kita buka dengan cara yang tepat, maka potensinya akan ke luar dengan kedahsyatan luar biasa.
Apakah anda perlu menjadi seorang "the chosen one" untuk bisa menggunakan potensi luar biasa ini? Tentu saja. Namun, jika Anda mengira hanya satu dua orang saja yang "the chosen one", Anda salah besar. Karena, sebenarnya Andalah THE CHOSEN ONE. Anda itu spesial dan unik serta mempunyai kemampuan luar biasa dalam menggunakan potensi diri sendiri yang masih "tidur".
Coba dengan keberanian (courage) untuk berubah. Jangan terjebak oleh pola-pola lama. Mengubah kebiasaan negatif dengan kebiasaan baru yang diyakini lebih positif dari yang lama tersebut adalah suatu tindakan dalam membangunkan diri yang masih tidur.
Barengi usaha ini dengan mindset "I am the chosen one", karena bukankah Anda tercipta dengan demikian sempurna oleh Kekuatan Besar? Manifestasikan kelebihan Anda dengan menjadi diri sendiri secara utuh, tanpa ada rasa "takut" akan pendapat orang lain.
Memang pada awalnya akan sangat sulit karena kita sering mengkritik diri sendiri, "Ah, saya mana bisa? Kan saya bukan Anda?" Segala pikiran negatif yang berusaha menyabotase pikiran dan perbuatan hendaknya tidak didengarkan sama sekali. Dan ini jelas memerlukan usaha yang tidak sedikit.
Saya sendiri telah membuktikan hal "tapping into my subconcious" untuk mengeluarkan diri yang "magnificent" ini. Caranya ya itu tadi, "use correct mindset" dan "be courageous". Biarkan sungai besar yang mengalir deras itu ke luar dengan leluasa tanpa ada hambatan dari diri Anda (sebaiknya tidak "disabotase" dengan pikiran-pikiran negatif seperti "saya tidak bisa").
Menjadi orang yang berbeda di antara peer Anda adalah suatu kehormatan (privilege). Ingatlah ini selalu dan bersyukur akan segala kelebihan Anda yang demikian magnificent.
Sumber: Powerful Beyond Measure (Jennie S. Bev) Jennie S. Bev adalah penulis perantauan yang bermukim di Kalifornia Utara. Ia telah menerbitkan lebih dari 30 buku dan 900 artikel di manca negara. |
posted by .:: me ::. @ 6:47:00 AM |
|
|
|
:: My Profile :: |
... m.y.z.t.e.r.i.o.u.z ...
... click my profile ...
... please don't click ...
Join me on
Friendster!
|
:: Wisdom :: |
|
:: Recent Post :: |
|
:: Archives :: |
|
:: Menu :: |
|
:: LETTO Fans Blog :: |
|
:: NIDJIholic Blog :: |
Click Slide Show
|
:: Friends :: |
|
:: Games :: |
| |