|
Miracle,Is For The Brave |
<$BlogDateHeaderDate$>
|
Ada dua keajaiban dalam kehidupan kita, yaitu keajaiban sebagai akibat, dan keajaiban yang menjadi udara yang kita hirup.
Bila Anda meyakini akan adanya keajaiban, maka hanya ada dua cara untuk menjalani hidup ini - yang pertama, mengupayakan pencapaian kualitas hidup ini seolah- olah tidak ada keajaiban bagi Anda, kecuali bila Anda menyebabkan keajaiban itu; dan yang kedua, adalah menikmati hidup seolah-olah segala sesuatu dalam kehidupan ini adalah keajaiban.
Keyakinan yang pertama akan menjadikan Anda mengubah nasib, dan yang kedua akan menjadikan Anda mudah bernasib baik.
Walau pun keajaiban itu ada, tetapi kekuatannya bergantung kepada keyakinan Anda.
Untuk Anda yang betul-betul meyakini adanya keajaiban, sesungguhnya Anda tidak lagi membutuhkan keajaiban - karena keberserahan Anda kepada hukum sebab- akibat-nya - akan menjadikan Anda berhak hidup dalam keajaiban. Tetapi bila Anda meragukan, dan bahkan lebih buruk lagi - menolak adanya keajaiban, tidak akan ada keajaiban yang cukup untuk membantu Anda. Karena, bahkan bila keajaiban itu ada di hadapan mataAnda – Anda akan menelantarkannya seperti sepatu usang.
Keajaiban terlahirkan dari ibu yang disebut 'kesulitan' dan ayah yang disebut 'upaya'.
Tidak ada keajaiban yang diperlukan, bila kita tidak sedang dirundung kesulitan. Sehingga sebetulnya ukuran keajaiban yang menjadi hak Anda adalah sebanding dengan ukuran kesulitan Anda. Maka, melalui linangan air mata itu retakkan lah secarik senyum penuh harap, karena sebetulnya sedang dijanjikan sebuah keajaiban besar bagi Anda.
Namun ingat lah, bahwa pemunculan keajaiban itu sering tertahan oleh tutup batu berat yang hanya bisa terangkat oleh kesungguhan upayaAnda.
Upaya pembebas keajaiban harus bertenaga besar, dan tenaga itu adalah keberanian.
Tidak sedikit orang, mungkin juga termasuk kita, yang sebetulnya sudah meyakini bahwa tidak akan datang perubahan nasib bagi seseorang kecuali bila ia berupaya. Tetapi keyakinan itu hanya tampil sebagai ungkapan bijak yang keluar dari bibir yang ju-ga giat memberikan penje-lasan mengapa dia masih menunda rencana-rencana bagi keberhasilannya.
Seharusnya seseorang yang yakin adalah seorang yang berani, karena keyakinan adalah kunci menuju penyerahan. Dan orang yang berserah tidak memiliki lagi keraguan. Dan tidak adanya keraguan adalah sama dengan keberanian. Lalu bila Anda sudah lantang menyebut diri Anda seorang yang beriman, manaa… keberanian-nyaa…?
Keberanian adalah kekuatan untuk bertahan sedikit lebih lama.
Sebetulnya setiap pribadi biasa dan rata-rata akan menjadi seorang panglima yang gagah berani - bila saja dia bersedia untuk memaksa dirinya untuk bertahan dalam upayanya - sedikit lebih lama daripada mereka yang paling berani. Karena kekuatan untuk bertahan itu mudah bagi yang dia sudah terjepit dan tersudut, maka sebetulnya janji akan datangnya keajaiban kepada dia yang berani adalah sebuah keniscayaan.
(Sumber: Becoming A Star, Mario)
|
posted by .:: me ::. @ 6:56:00 AM |
|
|
|
:: My Profile :: |
... m.y.z.t.e.r.i.o.u.z ...
... click my profile ...
... please don't click ...
Join me on
Friendster!
|
:: Wisdom :: |
|
:: Recent Post :: |
|
:: Archives :: |
|
:: Menu :: |
|
:: LETTO Fans Blog :: |
|
:: NIDJIholic Blog :: |
Click Slide Show
|
:: Friends :: |
|
:: Games :: |
| |