|
Tujuh Langkah Kesabaran |
<$BlogDateHeaderDate$>
|
Ada sebuah cerita yang patut kita renungkan, cerita ini diambil dari bukunya Andrie Wongso (Success is My Right)- salah seorang motivator yang banyak mengambil dari falsafah china.
Sebuah rumah gubuk kecil berdiri anggun di tanah pegunungan yang indah dan hijau. Di gubuk yang terpencil itu, tinggallah seorang kakek tua yang sangat terkenal karena kebijakasanaannya. Banyak orang dari berbagai tempat datang kepadanya untuk meminta nasehat si kakek tua itu. Suatu hari, datanglah seorang pria yang telah tiga hari lamanya menempuh perjalanan dengan berjalan kaki. Sesampai di hadapan si kakek tua, pria itu memohon nasehat tentang bagaimana cara mengendalikan emosi yang tidak terkendali. Setelah sejenak memandang pria tersebut, sang kakek tua nan bijak itu pun berkata, ”Anak muda, setiap kali engkau tersinggung atau terpancing untuk marah-marah, ingatlah ren 7 pu. Tujuh langkah kesabaran. Untuk itu, lakukanlah twee 7 pu, cai cuo 7 pu, yaitu melangkah mundur tujuh langkah, lalu maju tujuh langkah, dan lakukan hal tersebut tujuh kali kali berturut-turut. Lakukan dengan langkah mantap sambil berhitung. Setelah itu, barulah engkau ambil keputusan bertindak."
Merasa mendapatkan nasihat bijak, pria itu pulang kembali ke desanya. Ia yakin sekali masalah emosi yang dideritanya pasti bisa terpecahkan. Tiga hari perjalanan kembali harus dia tempuh. Hari telah larut ketika ia sampai di rumah. Dengan pakaian yang lusuh, badan letih dan pegal-pegal, serta perut sangat lapar, ia masuk ke dalam kamar istrinya. Di kepalanya, ia hendak meminta istrinya supaya menyediakan makan malam dan air hangat untuk mandi. Tetapi seperti disambar geledek, pria itu mendapati istrinya sedang tertidur lelap di balik selimut dengan orang lain. Demi melihat pemandangan menjijikkan itu, langsung amarahnya meluap tak tertahankan lagi. ”Kurang ajar! Baru ditinggal sebentar saja sudah berani menyeleweng...!” Tanpa berpikir panjang, pria itu mencabut belati dan hendak menghabisi keduanya. Tetapi, seketika itu juga dirinya teringat dengan nasehat si kakek tua yang bijak; twee 7 pu, cai cuo 7 pu. Sambil tetap mengangkat tangan menghunus belati, pria itu mulai menjalankan nasihat si kakek. Ia melangkah sambil menghitung, dwee 7 pu, mundur tujuh langkah, cai cuo 7 pu, maju tujuh langkah. Kembali lagi, dwee 7 pu cai cuo 7 pu, sampai akhirnya suara hitungan dan hentakan kakinya membangunkan sang istri.
Ketika istrinya menyingkap selimut, kagetlah pria itu karena mendapati orang yang tidur di samping istrinya ternyata adalah ibunya sendiri. Detik itu juga rasa syukur terucap dari mulutnya yang bergetar. Ia telah berhasil mencegah satu tindakan emosional dan bodoh. Seandainya saja kesabarannya tidak muncul di saat-saat yang genting tadi, mungkin orang-orang yang paling dicintainya itu telah mati di tangannya sendiri, dan hidupnya akan dirundung penyesalan sepanjang hayat.
Kesabaran adalah mutiara kehidupan yang pantas dan harus kita miliki! Saat kita berjuang tetapi belum berhasil, kita membutuhkan ren atau kesabaran. Kesabaran dalam perjuangan bisa pula diartikan sebagai suatu keuletan, ketekunan, atau mental tahan banting. Ketika menghadapi orang lain yang sedang emosi, kita pun butuh kesabaran. Saat kita sendiri sedang marah, kita pun perlu rem berupa kesabaran. Kesabaran dalam konteks tersebut berarti suatu kematangan mental untuk mampu menahan diri dan mengendalikan sikap-sikap kita supaya tidak terjerumus pada tindakan-tindakan irasional yang merugikan. Kesabaran merupakan ilmu hidup yang harus kita miliki jika kita ingin meraih sukses sejati. Tanpa kesabaran, kita akan mudah terjebak dalam komunikasi negatif dan sulit menjalin hubungan sosial yang konstruktif. Tanpa kesabaran kita cenderung mudah melakukan tindakan-tindakan tak terkendali yang mengundang penyesalan di kemudian hari. Sebaliknya, melatih kesabaran berarti memperkecil kemungkinan penyesalan. Jadi, saat emosi menguasai kita, ingatlah ren 7 pu , tujuh langkah kesabaran. |
posted by .:: me ::. @ 7:22:00 AM |
|
1 Comments: |
-
ngebaca 7 langkah kesabaran, saya jadi inget kitab kesehatan cina tai chi (atau semacam itu, lupa-lupa ingat. Dikatakan bahwa amigdala, saraf pembawa rangsang emosi meminta respon, melintas menggunakan jalur freeway hingga efeknya pada tubuh sangat luar biasa. wajah dan mata memerah, nafas tersengal, 'alert' dan masih banyak lagi. Namun sinyal itu seperti halnya ayam bangkok aduan atau motor dua tak yang responsif dan hi accelarate, tapi ga kuat lama-lama. Ketika pada akhirnya sinyal saraf 'the real one' yang membawa perintah tindakan normal sampai di otak dan diproses, sinyal ini mengalahkan informasi dari sinyal emosi (cinta, kasih, amarah, dll) itu. Menurut buku itu dalam 7 hitungan atau setara dengan 5 detik, respon yg bisa dipertanggung-jawabkan sudah bisa mentralisir rangsang dari saraf emosi amygdala. dari: habishabisan@yahoo.com
|
|
<< Home |
|
|
|
|
:: My Profile :: |
... m.y.z.t.e.r.i.o.u.z ...
... click my profile ...
... please don't click ...
Join me on
Friendster!
|
:: Wisdom :: |
|
:: Recent Post :: |
|
:: Archives :: |
|
:: Menu :: |
|
:: LETTO Fans Blog :: |
|
:: NIDJIholic Blog :: |
Click Slide Show
|
:: Friends :: |
|
:: Games :: |
| |
ngebaca 7 langkah kesabaran, saya jadi inget kitab kesehatan cina tai chi (atau semacam itu, lupa-lupa ingat. Dikatakan bahwa amigdala, saraf pembawa rangsang emosi meminta respon, melintas menggunakan jalur freeway hingga efeknya pada tubuh sangat luar biasa. wajah dan mata memerah, nafas tersengal, 'alert' dan masih banyak lagi. Namun sinyal itu seperti halnya ayam bangkok aduan atau motor dua tak yang responsif dan hi accelarate, tapi ga kuat lama-lama.
Ketika pada akhirnya sinyal saraf 'the real one' yang membawa perintah tindakan normal sampai di otak dan diproses, sinyal ini mengalahkan informasi dari sinyal emosi (cinta, kasih, amarah, dll) itu.
Menurut buku itu dalam 7 hitungan atau setara dengan 5 detik, respon yg bisa dipertanggung-jawabkan sudah bisa mentralisir rangsang dari saraf emosi amygdala.
dari:
habishabisan@yahoo.com