:: Sponsored ::


:: Statistic ::


Web Page Counter
Since 25.01.2006
Since 17.Aug.2005

visitor online

:: MP3 Player ::
Tam's MP3 Player
:: Tam's IndoHitz ::
:: Quotation ::
:: Blog Map ::
My Location
:: The Story ::


It' s All Small Stuff!'
<$BlogDateHeaderDate$>
Oleh: Arvan Pradiansyah

Pada suatu pagi yang cerah. Anda sedang mengemudikan kendaraan sambil menikmati lagu kesayangan Anda. Tiba-tiba, sebuah mobil yang berlari dengan kecepatan tinggi menyalib Anda. Anda terkejut bukan kepalang. Masih untung Anda terhindar dari kecelakaan. Langsung saja Anda membunyikan klakson sekeras-kerasnya sambil mengejar mobil tersebut. Tanpa diduga mobil tadi berhenti. Orangnya pun menghampiri Anda dan memaki Anda dengan kata-kata yang tak senonoh.

Bayangkan kalau Anda menghadapi situasi semacam itu. Apa yang akan terjadi? Apa yang akan Anda lakukan sesampai di kantor? Mungkin Anda akan menceritakan kejadian tadi pada teman-teman Anda. Lalu seharian Anda diliputi perasaan marah. Masih belum puas, sore harinya Anda mendiskusikan masalah itu dengan keluarga di rumah.

Apa yang sebenarnya terjadi? Sebuah masalah besarkah? Mungkin ya, kalau Anda celaka, tapi kini Anda selamat dan sehat wal afiat. Yang Anda hadapi adalah masalah kecil. Persoalannya, Anda memperlakukannya sebagai masalah besar, yang begitu menyita perhatian dan menguras energi dan waktu produktif Anda.

Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak sekali hal-hal yang kita risaukan yang setelah kita amati lebih jauh ternyata bukan masalah besar. Di kantor kita bekerja dengan atasan yang otoriter dan mau menang sendiri, mendapatkan perlakuan kurang adil, memperoleh kritikan yang tak pada tempatnya, digunjingkan orang, dimaki-maki pelanggan serta menghadiri berbagai rapat yang tak penting.

Di rumah kita berurusan dengan tagihan listrik dan telepon yang terus naik, harga-harga yang membumbung tinggi, dompet yang hilang, mobil yang tergores, kaki yang terkilir, pasangan yang tak mau mengerti, dan anak-anak yang sering bertengkar. Hidup ini rasanya sumpek sekali.

Tahukah Anda siapa yang telah membuat Anda merasa begitu stres dan tertekan? Masalah-masalah itu? Bukan. Sama sekali bukan. Penyebab stres adalah diri Anda sendiri. Jangan lupa, tak ada sesuatu pun yang dapat menyakiti Anda tanpa ijin Anda sendiri. Anda lah yang membuat sumpek. Persoalannya, Anda menganggap hal-hal tadi sebagai masalah besar. Padahal semua itu hanyalah hal kecil yang tak perlu dirisaukan.

Salah satu cara yang efektif untuk mengetahui apakah sesuatu itu hal yang besar atau kecil adalah dengan menanyakan pada diri Anda sendiri, ''Apakah aku masih mempedulikan peristiwa ini setahun dari sekarang?'' Saya yakin kebanyakan kita akan mengatakan ''Tidak!''

Saya pernah mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari atasan. Ia tak mengijinkan saya mengikuti sebuah seminar yang penting. Waktu saya tanyakan alasannya ia malah membeberkan ''daftar dosa'' saya. Tentunya menurut versinya sendiri. Intinya, saya tidak diijinkan ikut.

Beberapa hari saya merasa sangat marah karena perlakuan tersebut. Namun setahun kemudian, setelah mengundurkan diri dari perusahaan itu saya sering menertawakan ''kebodohan'' saya. Kenapa harus marah, peristiwa tersebut adalah hal kecil dan tak penting.

Mengurusi hal-hal kecil dapat membuat kita kehilangan perspektif terhadap hal-hal besar. Banyak orang yang menjalani kesibukan tanpa henti yang membuat mereka lupa akan misi mereka sebenarnya di dunia ini. Mereka baru sadar tentang hal-hal besar sesaat sebelum meninggal dunia.

Pada detik-detik terakhir nanti apakah Anda akan mengatakan, ''Saya ingin melewatkan waktu lebih banyak lagi di kantor.'' Ataukah, ''Saya ingin melewatkan waktu lebih banyak dengan keluarga, menikmati saat-saat indah, dan menyaksikan anak-anak saya tumbuh dari hari ke har.'' Saya yakin Anda semua memilih jawaban yang kedua.

Musisi John Lennon pernah berkata, ''Hidup adalah apa yang terjadi ketika kita sedang sibuk membuat rencana lain.'' Ketika kita sibuk membuat ''rencana lain,'' anak-anak kita akan menjadi dewasa, orang-orang yang kita cintai menjadi tua dan kemudian pergi, tubuh kita kehilangan bentuk dan impian-impian kita berlalu.

Ukuran kesuksesan Anda bukanlah ditentukan pada saat Anda hidup atau mencapai puncak karir. Ukuran kesuksesan baru dapat dilihat pada saat Anda meninggal. Bagaimana Anda memanfaatkan hidup Anda, apakah untuk hal-hal besar yang berkaitan dengan kebahagiaan Anda dan orang banyak, atau kah hanya untuk mengurusi hal-hal kecil yang terlalu remeh untuk sekedar diingat dan dikenang?

Anda akan memperoleh pencerahan kalau dapat melihat sesuatu yang sama dengan cara pandang yang baru. Mulailah melihat dalam kerangka yang lebih luas, Anda akan merasa tenang dan damai, karena tak lagi meributkan hal-hal yang kecil. Bahkan dalam perspektif yang lebih arif dan lebih holistik lagi, semua hal yang ada di dunia ini adalah hal kecil.

Apapun, bahkan milik Anda yang paling berharga dapat hilang begitu saja. Lantas kalau Anda kehilangan semua itu apakah hidup Anda menjadi tidak berarti? Tentu saja tidak! Jadi inilah aturan terpenting dalam hidup: Itu semua hal yang kecil. It's All Small Stuff!

Labels:

posted by .:: me ::. @ 5:57:00 PM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
:: My Profile ::

... m.y.z.t.e.r.i.o.u.z ...
... click my profile ...
... please don't click ...




Join me on Friendster!

Chat 

With Me
:: Wisdom ::

When we succeed, we are thankful. When we fail, we are also thankful.
The happiness and wealth are in the thankful attitude itself.
[Saat sukses kita bersyukur. Saat gagalpun kita bersyukur.
Sesungguhnya kebagiaan dan kekayaan sejati ada pada rasa bersyukur.]"

Love and attention is power! If all us are willing to share love and attention towards people arounds us, then life will be happier and more meaningfull.
(Cinta dan perhatian adalah kekuatan! Jika setiap hari kita mau memberikan cinta dan perhatian kepada orang-orang di sekeliling kita hidup akan lebih bermakna).

Terkadang manusia terlebih dahulu tenggelam dalam keputusasaannya.
Dengan emosinya mereka mengatakan bahwa masalah yang mereka hadapi sangatlah berat.
Sesungguhnya jika mereka yakin dengan usaha mereka, niscaya Tuhan pasti menjawabnya.

Salah satu cara yang paling efektif untuk memperbaiki diri adalah dengan mengingat dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan.
Karena mungkin saja kesempitan yang dialami saat ini adalah buah dari kesalahan masa lalu dan kita belum memohonkan ampun kepada Allah.

The future is not a result of choices among alternative paths offered by the present, but a place that is created – created first in the mind and will, created next in activity.
The future is not some place we are going to, but one we are creating. The paths are not to be found, but made, and the activity of making them, changes both the maker and the destination.[John Schaar].
:: Recent Post ::
:: Archives ::
:: Menu ::
:: LETTO Fans Blog ::
:: NIDJIholic Blog ::

Click Slide Show
:: Friends ::
:: Games ::
:: Powered By ::

BLOGGER
2006, Ver. 4.0, Design by: Tamtomo~ Email: TamtomoMail~ Please Send Your Comment About Our Blog