:: Sponsored ::


:: Statistic ::


Web Page Counter
Since 25.01.2006
Since 17.Aug.2005

visitor online

:: MP3 Player ::
Tam's MP3 Player
:: Tam's IndoHitz ::
:: Quotation ::
:: Blog Map ::
My Location
:: The Story ::


Kisah Sebuah Pot
<$BlogDateHeaderDate$>
Seorang ayah mempunyai pohon bonsai kesayangan yang ditanam dalam sebuah pot.
Si ayah tersebut begitu sayangnya dengan bonsai itu dan rajin merawatnya.
Setiap hari dia menyirami tanaman tersebut.

Suatu ketika si ayah jatuh sakit, maka dia memanggil anaknya.
Nak, tolong sirami pohon di pot itu,” katanya.
Si anak menuruti pesan ayahnya.
Dia menyirami tanaman dalam pot itu.
Ketika si ayah kembali sehat, maka pohon itu kembali disiram si ayah.
Hingga tibalah umur si ayah, maka ketika menjelang ajal dia berpesan kepada anaknya, “Ayah titip kau rawat tanaman itu.”
Lalu meninggallah si ayah.
Si anak melanjutkan pesan itu dengan baik. Setiap hari dia menyirami tanaman di pot itu.

Waktu berlalu, suatu ketika si anak kemudian menjadi seorang ayah.
Dia memiliki seorang anak. Setiap hari si anak melihat ayahnya menyirami pot.
Tak lama kemudian meninggal juga si ayah ini meninggalkan seorang anak yang berbakti. Setelah ayahnya meninggal, si anak ini ingat bahwa ayahnya sering menyirami tanaman di pot itu. Maka dia melanjutkan dengan terus menyiram tanaman di pot tersebut.

Lalu si anak tumbuh dan menjadi seorang ayah. Dia memiliki anak.
Ketika menjelang ajal si ayah berpesan kepada anaknya, “Nak, kakekmu dulu mewariskan pot itu. Beliau amat menyayanginya. Tolong kamu rawat dengan menyiraminya setiap hari.” Lalu si ayah meninggal dunia, meninggalkan seorang anak yang berbakti.
Sayang, suatu ketika si anak pergi keluar kota cukup lama.
Ketika kembali pulang, tanaman di pot itu telah mati sehingga daunnya berguguran dan tinggal hanya seonggok tunggul batang kering.
Namun si anak ini tetap mengingat pesan ayahnya, maka dia sirami tunggul batang kering itu setiap hari.

Si anak kemudian menjadi seorang ayah.
Dia memiliki anak yang berbakti.
Dia melanjutkan pesan ayahnya dulu kepada anaknya, “Nak, kakekmu mewasiatkan agar kita menjaga pot ini. Siramlah setiap hari.”
Lalu tibalah ajalnya, dan anak yang berbakti itu melanjutkan menyiram pot itu.
Setelah lama waktu berjalan, tunggul pohon mati dalam pot itupun lapuk dan akhirnya musnah. Tinggallah pot itu tanpa tanaman.

Si anak kini telah menjadi seorang ayah.
Dia memiliki seorang anak yang berbakti.
Ketika si ayah ingat pesan bapaknya dulu, maka dia mewasiatkannya kembali kepada anaknya, “Nak, kakekmu pernah berpesan, kita harus merawat pot ini dengan menyiraminya setiap hari.”
Ketika ajal si ayah telah tiba, si anak melaksanakan wasiat ayahnya dengan penuh kekhusyukan.
Akhirnya dari generasi ke generasi, keluarga itu terus mewariskan tradisi menyiram pot keramat itu.

Sound familiar?

Itulah yang terjadi ketika sebuah masyarakat mewariskan agama, tradisi, dan pendidikan-pendidikan tanpa menjelaskan kembali esensi dari hal yang diwariskan.
Yang akhirnya dilakukan adalah menjalani ritual menyiram pot.
Mereka tidak tahu bahwa menyiram pot hanya berguna bila di dalamnya ada pohon.
Mereka mungkin tidak tahu, tidak ingin tahu, atau bahkan tidak peduli….
posted by .:: me ::. @ 12:57:00 PM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
:: My Profile ::

... m.y.z.t.e.r.i.o.u.z ...
... click my profile ...
... please don't click ...




Join me on Friendster!

Chat 

With Me
:: Wisdom ::

When we succeed, we are thankful. When we fail, we are also thankful.
The happiness and wealth are in the thankful attitude itself.
[Saat sukses kita bersyukur. Saat gagalpun kita bersyukur.
Sesungguhnya kebagiaan dan kekayaan sejati ada pada rasa bersyukur.]"

Love and attention is power! If all us are willing to share love and attention towards people arounds us, then life will be happier and more meaningfull.
(Cinta dan perhatian adalah kekuatan! Jika setiap hari kita mau memberikan cinta dan perhatian kepada orang-orang di sekeliling kita hidup akan lebih bermakna).

Terkadang manusia terlebih dahulu tenggelam dalam keputusasaannya.
Dengan emosinya mereka mengatakan bahwa masalah yang mereka hadapi sangatlah berat.
Sesungguhnya jika mereka yakin dengan usaha mereka, niscaya Tuhan pasti menjawabnya.

Salah satu cara yang paling efektif untuk memperbaiki diri adalah dengan mengingat dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan.
Karena mungkin saja kesempitan yang dialami saat ini adalah buah dari kesalahan masa lalu dan kita belum memohonkan ampun kepada Allah.

The future is not a result of choices among alternative paths offered by the present, but a place that is created – created first in the mind and will, created next in activity.
The future is not some place we are going to, but one we are creating. The paths are not to be found, but made, and the activity of making them, changes both the maker and the destination.[John Schaar].
:: Recent Post ::
:: Archives ::
:: Menu ::
:: LETTO Fans Blog ::
:: NIDJIholic Blog ::

Click Slide Show
:: Friends ::
:: Games ::
:: Powered By ::

BLOGGER
2006, Ver. 4.0, Design by: Tamtomo~ Email: TamtomoMail~ Please Send Your Comment About Our Blog