:: Sponsored ::


:: Statistic ::


Web Page Counter
Since 25.01.2006
Since 17.Aug.2005

visitor online

:: MP3 Player ::
Tam's MP3 Player
:: Tam's IndoHitz ::
:: Quotation ::
:: Blog Map ::
My Location
:: The Story ::


Nikmati Indahnya Kehidupan Setiap Hari
<$BlogDateHeaderDate$>
"Life is not be endured, but to be enjoyed.- Hidup tidak untuk dipikul, tetapi untuk dinikmati." Hubert H. Humphrey (Mantan wakil presiden & Senator Amerika)
Setiap hari adalah hari yang sangat indah dan istimewa, dimanapun kita berada dan apapun yang kita kerjakan. Kehidupan sehari-hari yang indah dan bisa kita nikmati tidak selalu terlihat cantik dan menyenangkan. Karena kehidupan kita ini adalah sebuah proses, yang penuh dengan dinamika, ketidakpastian, perubahan, dan pencobaan dalam bentuk suka maupun duka.

Dikisahkan tentang sebuah fenomena seorang wanita, sebut saja Susi. Wanita tersebut berlibur bersama suaminya, Hidayat ke Australia. Susi sangat tertarik dengan sebuah baju yang indah terbuat dari bulu biri-biri. Iapun membeli baju tersebut dan merencanakan akan mengenakan baju itu bila putri sulungnya diwisuda tahun depan. Baju indah itupun selalu terbalut plastic dan tergantung rapi di dalam lemari.

Susi sangat bergairah menunggu saat menghadiri acara wisuda itu. Tetapi ternyata Ia mengalami kecelakaan 6 bulan sebelumnya. Susi terluka sangat parah, dan meninggal dunia saat itu juga. Baju indah itupun tidak akan pernah dikenakan Susi, dan hari istimewa itu juga tidak akan pernah ada untuknya.

Kejadian tersebut adalah ilustrasi mengapa kita jangan berhenti dan memikirkan satu tujuan saja. Karena sebenarnya kita dapat menikmati setiap detik, menit atau setiap proses perjuangang sebelum berhasil mencapai tujuan. Saya mempunyai tiga tips sederhana supaya kita dapat menikmati indahnya kehidupan setiap hari.

Langkah pertama adalah mengerahkan seluruh kemampuan dan kekuatan kita untuk memilih. Menciptakan pilihan itu sangat penting, karena apa yang kita hadapi saat ini merupakan hasil dari pilihan kita.

Di masa yang lalu. "The history of free men is never written by chance, but by choice. – Sejarah seorang manusia merdeka tidak pernah tercipta secara kebetulan, melainkan tercipta karena pilihan mereka sendiri," kata Dwight D. Eisenhower.

Pilihan dan kemauan merupakan anugrah istimewa sebagai manusia. Bila kita sudah mampu menciptakan pilihan berarti kita sudah memiliki kendali terhadap arah kehidupan dan menjadi tanggap akan apa yang harus kita kerjakan. Ketika kita memilih untuk selalu berpikir dan bersikap positif dalam memulai dan menyelesaikan tanggung jawab sehari-hari walau apapun yang terjadi, berarti kita sudah memilih hari kita istimewa setiap hari.

Langkah kedua adalah menempatkan prioritas. Untuk itu kita harus sering-sering bertanya kepada diri sendiri, "Apa yang paling penting saya kerjakan hari ini? Apa yang harus saya selesaikan hari ini?" Bila Anda selalu dapat menciptakan dan menjalankan prioritas dengan baik maka hal itu akan menjamin hari-hari Anda istimewa.

Setelah menempatkan prioritas, pastikan Anda fokus pada hari ini. Kita memang memerlukan target jangka panjang, tetapi kita harus berfokus pada hari ini. Selesaikan tugas hari ini hingga tuntas. Jika anda berusaha menunda, maka tugas-tugas yang harus Anda selesaikan akan kian menumpuk dari hari ke hari. Penyelesaian tugas pada hari ini maka akan berdampak pada penyelesaian tugas jangka panjang juga. Dengan melakukan apa yang terjadi baik hari ini, berarti Anda menjadikan hari ini istimewa.

Selain menggunakan ketiga tips tersebut, milikilah rasa syukur dan kesadaran bahwa segala sesuatu yang kita temui setiap hari adalah hadiah teristimewa dari Tuhan YME. Sebab tidak semua manusia mendapatkan anugrah kehidupan pada hari yang kita sedang rasakan hari ini. Lagipula, sebenarnya keindahan dan kenikmatan hiduphanya ada di dalam hati, tanpa harus dimengerti oleh pikiran kita. Bila Anda sudah memiliki rasa syukur dan kesadaran tersebut, maka hari-hari Anda akan jauh lebih menyenangkan.

Bila kehidupan kita saat ini mungkin masih nampak sebagai sesuatu yang mengecewakan dan tidak sempurna, tidak pernah ada kata terlambat menjadikan hari-hari kita selalu istimewa dan menyenangkan. "Tidak pernah terlambat untuk menjadi apa yang mungkin Anda capai," kata George Elliot. Cobalah untuk melaksanakan langkah-langkah seperti yang saya uraikan di atas untuk memastikan Andapun bisa menikmati kehidupan ini setiap hari.

By Andrew Ho

Labels:

posted by .:: me ::. @ 6:47:00 AM   0 comments

Change Or Die
<$BlogDateHeaderDate$>
Ada sebuah cerita mengenai seorang raja kaya yang pada suatu hari berjalan mengelilingi negeri yang dicintainya. Pada jaman itu belum ditemukan alas kali, sehingga sang raja melewati daerah-daerah yang kadang kala berbatuan sehingga tapak kakinya sakit. Setelah pulang kembali ke istana, sang raja memerintahkan kepada menterinya agar menguliti setiap sapi di wilayah kekuasaannya untuk menutupi seluruh jalan di negeri itu agar kakinya tak lagi sakit jika berkeliling. Sang menteri berpikir sejenak, dan mengatakan kepada raja," Baginda biarpun kita menguliti seluruh sapi di negeri ini tak akan menutupi seluruh jalan yang ada di negeri ini. Saya mengusulkan untuk membuat sepatu untuk baginda dari kulit sapi, agar kemanapun baginda pergi kakinya akan selalu terlindung."

Seringkali cara yang termudah dan termurah dan efektif dalam menghadapi perubahan adalah memulainya dari diri kita sendiri. Seringkali kita ingin orang lain, keadaan bahkan dunia ini untuk berubah terlebih dahulu, namun perubahan itu akan lebih mudah dan realistis terjadi jika kita mulai dari diri kita terlebih dahulu.

Cerita lain mengenai sebuah kapal perang raksasa yang melintasi laut yang tertutup dengan kabut tebal, sang kapten yang gagah perkasa menyerahkan arah kapal tersebut kepada supervisor kapal yang mengamati keadaan laut di depan kapal dari menara pantau tertinggi di kapal tersebut.

Suatu ketika sang supervisor berteriak, "Kapten ada kapal di depan kita." Kapten menjawab, "Beritahukan kapal itu agar membanting 20 derajat ke arah kiri." Sang supervisor memberikan kode dengan isyarat lampu kepada kapal tersebut, kemudian dibalas dengan perintah agar kapal perang tersebut yang membanting 20 derajat ke arah kiri. Sang kapten sangat marah dan emosi dan memberikan perintah kepada supervisor kapal agar membalas pesan seperti berikut, "Dengar ini adalah perintah dari kapten kapal perang!." Kemudian datang balasan yang mengatakan, "Ini adalah perintah dari supervisor tingkat II." Merasa dipermalukan, sang kapten memberikan perintah, "Kami adalah kapal perang." kemudian balasan datang yang mengisyaratkan, "Kami adalah mercu suar!"

Ada kalanya kita harus mengambil tindakan untuk berubah. Jika Anda bertemu "mercu suar" dalam hidup Anda, bersiaplah untuk berubah atau Anda akan hancur. Perubahan adalah hal yang tidak meng-enakkan dan tidak jarang membuat kita ragu, takut bahkan menunda pengambilan tindakan. Mengapa? Karena perubhan menimbulkan resiko baru yang mungkin lebih beresiko dibandingkan jika kita tidak berubah sama sekali. Namun ada kalnya kita harus mengambil suatu keputusan untuk berubah, jika setelah berkali-kali kita "terantuk" oleh permasalahn yang sama. Dunia ini bagaikan tempat "belajar" untuk setiap insan manusia. Jika kita terus melakukan kesalahan yang sama dan menolak untuk berubah, kita tidak dapat maju ke "tingkat yang lebih tinggi."

Ingatlah setiap perubahan akan membawa kita kepada dua pilihan, gagal atau berhasil, pastikan Anda berfokus terhadap keberhasilan itu. Hidup ini bagaikan roda dunia yang akan terus berputar. Roda itu terus berputar karena dengan berputar ke depan, roda itu baru dapat maju. George Bernard Shaw mengatakan kemajuan adalah hal yang mustahil terjadi tanpa adanya perubahan, dan mereka yang tidak mampu mengubah cara pikirnya tidak akan merubah apapun. Charles F. Kettering pun mengatakan hal yang tidak kalah dahsyatnya bahwa dunia ini membenci akan perubahan namun perubahan itulah satu-satunya yang mendatangkan kemajuan. Roda kehidupan akan terus berputar, kadang di atas kadang di bawah, banyak orang yang menahan akan adanya perubahan dan selalu ingin terus berada di atas roda yang berputar. Mereka terus berusaha untuk tetap berada pada posisi atas sehingga ketika perubahan terjadi dan mereka berada di posisi bawah roda, mereka tidak bersiap sehingga tidak mampu bangkit dari kegagalan.

Kesuksesan seseorang terjadi ketika ia mampu dan siap menghadapi perubahan. Camkanlah apa yang dikatakan Carol Burnett bahwa hanya kitalah satu-satunya yang dapat mengubah hidup kita. Tidak ada orang lain yang dapat melakukannya untuk kita. Menahan arus perubahan dimana dibutuhkan dapat menghancurkan kehidupan Anda. Walaupun perubahan membawa perasaan tidak menentu, tidak berubah juga mendatangkan resiko yang tidak kalah bahayanya. Jika Anda tidak merasa yakin dengan arah yang Anda ambil saat ini, sudah saatnya Anda menempuh arah yang lain. Makin cepat Anda mengambil keputusan untuk berubah makin baik. Adalah hal yang penting untuk diketahui, jika Anda terus melakukan hal yang sama, Anda akan mendapatkan hasil yang sama. Jika Anda menginginkan hasil yang berbeda, Anda harus menyambut perubahan dengan sikap yang positif. Live your life with passion!

Darmadi Darmawangsa

Labels:

posted by .:: me ::. @ 10:23:00 AM   0 comments

Pohon Tua
<$BlogDateHeaderDate$>
Suatu ketika, di sebuah padang, tersebutlah sebatang pohon rindang. Dahannya rimbun dengan dedaunan. Batangnya tinggi menjulang. Akarnya, tampak menonjol keluar, menembus tanah hingga dalam. Pohon itu, tampak gagah di banding dengan pohon-pohon lain di sekitarnya.Pohon itupun, menjadi tempat hidup bagi beberapa burung disana. Mereka membuat sarang, dan bergantung hidup pada batang-batangnya. Burung-burung itu membuat lubang, dan mengerami telur-telur mereka dalam kebesaran pohon itu.

Pohon itupun merasa senang, mendapatkan teman, saat mengisi hari-harinya yang panjang. Orang-orang pun bersyukur atas keberadaan pohon tersebut. Mereka kerap singgah, dan berteduh pada kerindangan pohon itu. Orang-orang itu sering duduk, dan membuka bekal makan, di bawah naungan dahan-dahan. "Pohon yang sangat berguna," begitu ujar mereka setiap selesai berteduh. Lagi-lagi, sang pohon pun bangga mendengar perkataan tadi.

Namun, waktu terus berjalan. Sang pohon pun mulai sakit-sakitan. Daun-daunnya rontok, ranting-rantingnya pun mulai berjatuhan. Tubuhnya, kini mulai kurus dan pucat. Tak ada lagi kegagahan yang dulu di milikinya. Burung-burung pun mulai enggan bersarang disana. Orang yang lewat, tak lagi mau mampir dan singgah untuk berteduh.Sang pohon pun bersedih. "Ya Tuhan, mengapa begitu berat ujian yang Kau berikan padaku? Aku butuh teman. Tak ada lagi yang mau mendekatiku. Mengapa Kau ambil semua kemuliaan yang pernah aku miliki?" begitu ratap sang pohon, hingga terdengar ke seluruh hutan. "Mengapa tak Kau tumbangkan saja tubuhku, agar aku tak perlu merasakan siksaan ini?" Sang pohon terus menangis, membasahi tubuhnya yang kering.

Musim telah berganti, namun keadaan belumlah mau berubah. Sang pohon tetap kesepian dalam kesendiriannya. Batangnya tampak semakin kering. Ratap dan tangis terus terdengar setiap malam, mengisi malam-malam hening yang panjang. Hingga pada saat pagi menjelang.

"Cittt...cericirit...cittt" Ah suara apa itu? Ternyata, ada seekor anak burung yang baru menetas. Sang pohon terhenyak dalam lamunannya.

"Cittt...cericirit...cittt," suara itu makin keras melengking. Ada lagi anak burung yang baru lahir. Lama kemudian, riuhlah pohon itu atas kelahiran burung-burung baru. Satu... dua... tiga... dan empat anak burung lahir ke dunia. "Ah, doaku di jawab-Nya," begitu seru sang pohon.Keesokan harinya, beterbanganlah banyak burung ke arah pohon itu. Mereka,akan membuat sarang-sarang baru. Ternyata, batang kayu yang kering, mengundang burung dengan jenis tertentu tertarik untuk mau bersarang disana.

Burung-burung itu merasa lebih hangat berada di dalam batang yang kering, ketimbang sebelumnya. Jumlahnya pun lebih banyak dan lebih beragam. "Ah, kini hariku makin cerah bersama burung-burung ini", gumam sang pohon dengan berbinar.Sang pohon pun kembali bergembira. Dan ketika dilihatnya ke bawah, hatinya kembali membuncah. Ada sebatang tunas baru yang muncul di dekat akarnya. Sang Tunas tampak tersenyum. Ah, rupanya, airmata sang pohon tua itu, membuahkan bibit baru yang akan melanjutkan pengabdiannya pada alam.

Adakah hikmah yang dapat kita petik disana? Allah memang selalu punya rencana-rencana rahasia buat kita. Allah, dengan kuasa yang Maha Tinggi dan Maha Mulia, akan selalu memberikan jawaban-jawaban buat kita. Walaupun kadang penyelesaiannya tak selalu mudah ditebak, namun, yakinlah, Allah Maha Tahu yang terbaik buat kita.Saat dititipkan-Nya cobaan buat kita, maka di saat lain, diberikan-Nya kita karunia yang berlimpah. Ujian yang sandingkan-Nya, bukanlah harga mati. Bukanlah suatu hal yang tak dapat disiasati. Saat Allah memberikan cobaan pada sang Pohon, maka, sesungguhnya Allah, sedang MENUNDA memberikan kemuliaan-Nya. Allah tidak memilih untuk menumbangkannya, sebab, Dia menyimpan sejumlah rahasia. Allah, sedang menguji kesabaran yang dimiliki.Teman, yakinlah, apapun cobaan yang kita hadapi, adalah bagian dari rangkaian kemuliaan yang sedang dipersiapkan-Nya buat kita. Jangan putus asa, jangan lemah hati. Allah, selalu bersama orang-orang yang sabar.


:: nn ::
posted by .:: me ::. @ 7:03:00 AM   0 comments

12,5 Dollar
<$BlogDateHeaderDate$>
Oleh : Andrew Ho

Kejadian ini diceritakan terjadi pada tahun 1920 di Amerika Serikat. Saat itu seorang anak berusia 9 tahunan bermain bola di komplek rumahnya. Entah mengapa ia menendang bola terlalu keras dan mengenai kaca jendela sebuah rumah di komplek tersebut. Tak ayal kaca jendela itu pecah berkeping, sementara sang pemilik rumah marah besar.

Pemilik rumah minta ganti rugi untuk kaca yang sudah dipecahkan sebesar 12,5 dollar tak peduli siapapun pelakunya, seorang anak kecil sekalipun. Pada saat itu uang sebesar 12,5 dollar nilainya sangat besar, setara dengan 125 ekor ayam betina. Anak itu merasa takut sekaligus bingung karena tak punya uang.

Dengan wajah murung ia pulang meminta bantuan uang kepada ayahnya.
Kamu harus bertanggungjawab atas kesalahanmu. Jangan minta orang lain menanggung kesalahanmu,” kata ayahnya.
Tapi, saya tidak punya uang,” jawab anak itu memelas.
Saya akan meminjamkan uang untuk kamu. Tapi kamu harus mengembalikannya dalam satu tahun,” kata si ayah mengajukan syarat.
Baiklah!” jawab anak itu senang.

Setelah itu si anak bekerja sampingan untuk mendapatkan uang. Dalam waktu 6 bulan ia berhasil mengumpulkan uang sebesar 12,5 dollar dan melunasi hutang kepada ayahnya.
Si ayah sangat senang menerima uang dari anaknya.
Kamu memang seorang ksatria sejati!” puji ayahnya sambil tersenyum.

Pada masa selanjutnya tersiar kabar bahwa anak kecil itu berhasil menjadi presiden Amerika ke 40. Ia memerintah Amerika sejak tahun 1981 hingga 1989.
Kisah tersebut adalah salah satu kejadian yang pernah dialami oleh Ronald Wilson Reagan (1911 – 2004).

Pesan:

Sikap bertanggung jawab adalah modal meraih keberhasilan di bidang apapun. Berdasarkan kisah di atas kita dapat melihat bahwa sikap tanggung jawab mendidik seseorang berusaha mengatasi masalah dan memperbaiki diri. Didikan dari orang tua menjadikan Ronald Reagan kecil tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

Selama masa kepemimpinannya, Ronald Reagan dinilai cukup berhasil memajukan perekonomian Amerika Serikat. Dirinya juga dicintai rakyat. Hal itu nampak jelas dari kesedihan yang luar biasa dari sebagian besar rakyat Amerika ketika ia meninggal dunia pada tanggal 5 Juni 2004.

Masing-masing diantara kita sudah pasti dituntut bersikap bertanggung jawab, entah terhadap diri sendiri, keluarga, lingkungan, pekerjaan dan lain sebagainya. “Hari dimana Anda menerima tanggungjawab dan berhenti mencari alasan, di hari itulah Anda mulai melangkah menuju sukses,” O.J. Simpson. Menjalankan tanggung jawab dengan baik mendidik diri kita untuk senantiasa melakukan segala hal dengan baik dan benar.

Sebagaimana filsuf seperti Aristotle mengatakan, “Kualitas bukan suatu tindakan, tapi suatu kebiasaan.” Bila kita selalu membiasakan diri bersikap bertanggung jawab, maka sikap tersebut akan menjadi ciri khas dan memberi manfaat sangat besar terhadap diri kita. Misalnya seseorang yang selalu bertanggung jawab, maka ia akan memiliki satu jiwa luhur dan satu kekuatan semangat kerja yang luar biasa. Dengan kata lain, membiasakan diri bersikap tanggung jawab memberikan dampak positif lebih besar dibandingkan kerugiannya.

Andrew Ho
Motivator, pengusaha, dan penulis buku-buku bestseller " Life is Wonderful #2 "

Labels:

posted by .:: me ::. @ 3:53:00 PM   0 comments

Satu Jam Tanpa Dosa
Seorang gadis kecil bertanya kepada ayahnya, "Ayah, bisakah seseorang melewati seumur hidupnya tanpa berbuat dosa?"
Ayahnya menjawab sambil tersenyum : "tak mungkin, nak."
"Bisakah seseorang hidup setahun tanpa berbuat dosa?" tanyanya lagi.
Ayahnya berkata: "tak mungkin, nak."
"Bisakah seseorang hidup sebulan tanpa berbuat dosa?"
Lagi-lagi ayahnya berkata : "Tak mungkin, nak."

"Bisakah seseorang hidup sehari saja tanpa berbuat dosa?" gadis kecil itu bertanya lagi.
Ayahnya mengernyitkan dahi dan berpikir keras untuk menjawab: "mm..... mungkin bisa, nak."

"Lalu.... bisakah seseorang hidup satu jam tanpa dosa? tanpa berbuat jahat untuk beberapa saat, hanya waktu demi waktu saja, yah? Bisakah?"
Ayahnya tertawa dan berkata : "Nah, kalau itu pasti bisa, nak."

Gadis kecil itu tersenyum lega dan berkata : "Kalau begitu ayah, aku mau memperhatikan hidupku jam demi jam, waktu demi waktu, momen demi momen, supaya aku bisa belajar tidak berbuat dosa. Kurasa hidup jam demi jam lebih mudah dijalani, ya?"

anonim
posted by .:: me ::. @ 8:15:00 AM   0 comments

Cara Mudah Menjalani Kehidupan
<$BlogDateHeaderDate$>

“We spend too much time making a living and too little time making and living. – Kita menghabiskan terlalu banyak waktu untuk memenuhi tuntutan kehidupan tetapi terlalu sedikit waktu untuk menikmati hidup dan menjadikannya lebih berarti.”~ Rachei Dillon
Kita memang sering terjebak dengan bermacam kesibukan dan tak sempat menikmati kehidupan ini atau menjadikannya lebih berarti. Sehingga hidup ini serasa melelahkan. Untuk itu saya menulis sebuah buku yang membahas solusi mempermudah kehidupan, berjudul Simplify Your Life With Zen. Tidak saya sangka, para pembaca menyambut hangat kehadiran buku tersebut.

Kemudian muncul banyak pertanyaan. Intinya mereka menanyakan apakah mungkin kita menjalani kehidupan dengan mudah di jaman yang serba sulit ini? Jawabnya kita sangat mungkin menjalani hidup dengan mudah, asalkan kita memahami dan mengerti caranya.

Langkah pertama untuk menjalani kehidupan dengan mudah adalah sesering mungkin bersyukur kepada Tuhan YME atas segala karunia yang sedang kita nikmati saat ini. Jangan selalu berkeluh-kesah tentang apa-apa yang tidak kita miliki. Banyak bersyukur kepada Tuhan YME akan membantu kita mendapatkan optimisme dan semangat untuk menjangkau impian yang belum berhasil kita wujudkan.

Rasa syukur terhadap Tuhan YME adalah sumber aura positif yang akan tercermin dalam sikap dan kalimat-kalimat kita. Aura positif tersebut merupakan magnet yang akan menarik segala sesuatu yang positif pula. Sehingga hal itu akan sangat mempengaruhi tingkat mudah dan tidaknya kita menjalani kehidupan ini.

Langkah kedua yang dapat memudahkan kita dalam menjalani kehidupan ini adalah tidak memaksakan diri seperti orang lain. Berbesarlah hati menerima bagaimanapun kondisi kita dengan segala tanggung jawab yang harus kita jalankan. Itu bukan berarti kita tak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik, melainkan agar kita lebih mudah memfokuskan diri hanya untuk menunaikan tanggung jawab sebaik mungkin agar dapat menuai hasil semaksimal mungkin.

Sementara itu, sebagai manusia yang tak lepas dari kesalahan dan kekurangan, dalam kehidupan sehari-hari sering pula terbersit pikiran negatif. Jika hal itu terjadi, segeralah mengenyahkan pikiran negatif yang terlintas di dalam benak kita, agar kita senantiasa melihat sisi positif atau manfaat dibalik kejadian atau situasi yang sedang kita hadapi. Karena pikiran negatif itu hanya akan membebani langkah kita dalam menjalani kehidupan ini.

Kemudian belajarlah untuk ikhlas melepaskan apa yang sudah pernah kita miliki, setelah kita puas berupaya maksimal. Hidup akan terasa lebih ringan jika kita menerima penurunan kondisi fisik akibat bertambahnya usia, penurunan omset bisnis akibat berbagai gejolak krisis, berkurangnya respon dari orang lain karena sudah memasuki masa pensiun, dan lain sebagainya. Hiduplah dalam realitas diri kita dengan lapang dada, dan jangan menganggapnya sebagai coban hidup yang berat. Dengan cara itu, hidup kita akan terasa lebih ringan dijalani.

andrew ho

Labels:

posted by .:: me ::. @ 11:41:00 PM   0 comments

Sebuah Definisi Cinta
<$BlogDateHeaderDate$>
Oleh : Arvan Pradiansyah

Dua sahabat wanita bertemu sesudah bertahun-tahun terpisah. “Bagaimana kabar putramu?” tanya yang satu.
”Putraku? Kasihan dia!” jawab yang lain mengeluh. ”Ia menikah dengan seorang gadis yang tak mau bekerja sedikit pun: tak mau memasak, mencuci dan membereskan rumah. Yang dilakukannya hanya makan dan tidur. Anakku yang malang bahkan harus mengantar sarapannya ke tempat tidur. Apa kamu bisa percaya itu?”

”Kasihan! Dan bagaimana putrimu?”
”Oh, ia itu sungguh beruntung! Ia menikah dengan malaikat yang tak membiarkannya mengerjakan apa pun. Ia punya banyak pembantu untuk memasak, mencuci dan membereskan rumah. Dan setiap pagi suaminya mengantarkan sarapan ke ranjang. Yang ia kerjakan hanyalah tidur, beristirahat dan bersantai-santai sepanjang hari.

Para pembaca yang budiman, apa pendapat Anda mengenai cerita di atas? Ternyata, sesuatu yang persis sama dapat dilihat dari sudut pandang yang sama sekali berbeda tergantung pada posisi dan kepentingan kita sendiri. Kita memang cenderung mementingkan diri sendiri dan selalu melihat sesuatu dari kepentingan kita. Bahkan, baik- buruk suatu peristiwa sangat tergantung pada terganggu-tidaknya kepentingan kita. Inilah sumber segala permasalahan yang kita hadapi.

Perubahan yang besar, revolusioner dan menakjubkan akan terjadi begitu kita mampu melihat sebuah masalah dari sudut pandang orang lain, terutama dari sudut pandang pihak-pihak yang berseberangan dengan kita. Inilah definisi saya mengenai cinta. Menurut saya, cinta adalah kemampuan kita melihat dari sudut pandang orang lain, merasakan apa yang dirasakan orang lain, bahkan menghayati suasana kehidupan orang lain.

Definisi ini sangat sederhana, tetapi amat sulit dipraktikkan. Yang pertama harus kita kalahkan adalah ego. Kita sering menganggap penderitaan kita sebagai masalah terpenting di dunia. Misalnya, Anda sedang menderita sakit gigi, sementara di saat yang bersamaan banyak orang yang tertimpa musibah banjir, tanah longsor, gempa bumi, dan sebagainya. Pertanyaannya, masalah apakah yang menurut Anda paling penting? Tentu, sakit gigi Anda, bukan?

Jadi, pertama-tama, kita harus menyadari kecenderungan kita yang selalu menganggap masalah kita sendiri sebagai masalah terpenting. Hal ini tak akan pernah melahirkan cinta. Cinta hanya dapat lahir dari kesadaran bahwa masalah yang dihadapi orang lain juga amat sangat penting. Kita harus mampu merasakan, menyelami dan menghayati situasi orang lain. Kemampuan inilah yang saya sebut dengan cinta.

Kalau Anda memiliki masalah dengan bawahan, cobalah bayangkan diri Anda yang berada pada posisinya. Pasti Anda akan menemukan berbagai kejutan yang mencerahkan. Suatu pekerjaan yang sangat sederhana bagi Anda, bagi bawahan mungkin membutuhkan waktu berjam-jam untuk memikirkannya. Kalau Anda memiliki masalah dengan atasan, cobalah tempatkan diri Anda di posisinya. Boleh jadi, atasan Anda sedang menghadapi tekanan yang hebat dari atasannya lagi yang membuatnya begitu tertekan.

Kalau Anda memiliki masalah dengan pasangan, cobalah bayangkan kalau Anda bertukar posisi. Lihatlah masalah dari sudut pandang pasangan Anda. Saya yakin, Anda akan lebih menghargai, mencintai dan memaafkannya. Begitu juga dengan pembantu Anda di rumah. Beberapa waktu lalu, pembantu saya kehilangan saudaranya yang sangat ia sayangi yang meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Ia sangat bersedih, sebentar-sebentar air matanya menetes. Ia benar-benar merasa kehilangan dan sangat sulit memercayai kejadian tersebut. Saya bisa berempati, merasakan apa yang ia rasakan, dengan cara masuk ke dalam situasinya. Saya bukannya membayangkan apa yang terjadi bila salah seorang saudara saya meninggal dunia. Situasi seperti itu tidak pararel dan tidak akan seimbang dengan apa yang ia alami. Alih-alih, saya membayangkan diri saya yang sedang bekerja jauh dari rumah, di sebuah tempat yang relatif asing bagi saya. Saya merasakan betapa beratnya merasakan duka sendirian di perantauan, di mana kita tak memiliki kesempatan yang cukup untuk berbagi perasaan dengan orang-orang terdekat kita.

Dengan melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain, kita akan senantiasa diliputi perasaan cinta dan belas kasih yang tak pernah putus. Kita juga akan merasa bahwa sesungguhnya – terlepas dari begitu besarnya perbedaan di antara kita – kita adalah satu. Kita benar-benar merupakan suatu kesatuan. Inilah yang disebut cinta dan inilah sebenarnya hakikat spiritualitas.

Saya ingin menutup tulisan ini dengan cerita menarik. Ini tentang seorang anak SD yang miskin bernama Joni yang hanya memiliki seorang sahabat di kelasnya. Joni sering diejek dan dihina teman-temannya. Suatu ketika menjelang ulang tahun Joni, sahabatnya membayangkan betapa hari itu akan merupakan hari yang paling menyedihkan bagi Joni. Betapa tidak, tak ada orang yang akan mengucapkan selamat ulang tahun. Tak ada kue ulang tahun, tak ada hadiah, tak ada yang peduli. Karena itu, si sahabat menceritakan hal ini kepada ibunya dengan harapan sang ibu dapat menolongnya.

Dan di hari berbahagia itu, sang ibu membuat kejutan. Ia muncul di pintu kelas anaknya sambil membawakan kue dengan lilin yang menyala, menyanyikan lagu ulang tahun kemudian menyalami Joni yang hanya tertegun meneteskan air mata menyaksikan kejutan tersebut. Berpuluh tahun kemudian peristiwa ini dikenang sahabatnya sebagai salah satu peristiwa yang paling indah dalam hidupnya. Ia mengatakan, ”Aku hampir tak bisa mengingat lagi nama teman-temanku yang ikut merayakan ulang tahun itu. Aku pun tak tahu lagi di mana Joni sekarang berada. Tapi setiap kali aku mendengar lagu yang sangat kukenal itu, aku ingat hari itu, saat nada-nadanya berbunyi sangat indah: di dalam suara Mama yang lembut, cahaya dalam mata seorang anak laki-laki dan kue yang paling manis.”

Sumber: http://www.swa.co.id

Labels:

posted by .:: me ::. @ 12:31:00 PM   0 comments

Low Trust Society
<$BlogDateHeaderDate$>
Saya baru saja memeriksa ujian mahasiswa saya. Ketika akan menyerahkan nilai akhir Mereka, saya terpaksa menoleh kepada berita acara ujian yang mencantumkan nama beserta tanda tangan mereka masing-masing. Astaga. Tak Ada satu pun nama yang dapat saya kenali dari tanda tangannya. Hal ini mengingatkan saya pada peristiwa unik yang saya alami hampir tujuh tahun silam ketika baru saja memulai program doktoral saya di Amerika Serikat.

Baru tiba beberapa hari, adviser saya menyuruh saya membuka bank account di bank mana saja di kota itu. Saya pun menurutinya. Maklum, tanpa punya buku cek, hidup di Amerika akan terasa sulit. Hampir semua transaksi dilakukan melalui pos. Bayar listrik, telepon, air,tagihan kartu kredit, beli buku, bayar pajak, kena tiket lalu lintas (tilang), sampai bayar uang sekolah. Semuanya menggunakan cek. Tanpa cek, hidup di Amerika kok rasanya susah sekali.

Setelah punya bank account dan mulai berbelanja dengan menggunakan cek, ternyata saya pun mengalami kesulitan. Pasalnya, petugas bank memanggil saya karena mengalami kesulitan membaca tanda tangan saya. Saya mencoba menjelaskannya bahwa itu benar tanda tangan milik saya, dan saya melakukannya kembali di depan petugas itu. Petugas tetap menolak dan mengatakan itu bukan tanda tangan. Kalau bukan tanda tangan lantas apa?

"Itu urek-urek!"ujarnya sambil tersenyum. Sejak itu saya pun mulai berlatih membuat tanda tangan baru, yaitu tanda tangan yang namanya mudah teridentifikasi. Maka, sejak saat itu saya mulai terbiasa memiliki dua jenis tanda tangan. Saya menyebutnya satu tanda tangan lokal (yang dikatakan urek-urek tadi) dan satu lagi tanda tangan Amerika. Kalau Anda pernah hadir dalam seminar saya dan meminta saya menandatangani buku saya yang Anda baru beli, Anda pasti ingat bahwa saya selalu mengatakan itu adalah tanda tangan Amerika: mudah dibaca dan diidentifikasi. Ada juga pembaca yang minta dua-duanya, dan ada kalanya saya pun meluluskannya. Tanda tangan lokal itu biasanya hanya saya gunakan untuk urusan bank Dan menandatangani transkrip nilai mahasiswa.

Dalam salah satu seminar saya pernah meminta agar para peserta menggoreskan tanda tangannya di atas kertas dan meminta rekan di sebelahnya yang baru dikenalnya mengenali nama mereka. Ternyata tak banyak di antara mereka yang dapat mengenali nama orang dari tanda tangannya. Ketika ditanya mengapa mereka membuat tanda tangan seruwet itu, semuanya menjawab bak koor: "Biar tidak mudah ditiru orang lain." Mengapa kita semua melakukan hal yang sama? Mudah ditebak jawabnya.


Sejak kecil Kita telah diajari orang-orang tua dan guru-guru Kita agar tidak mudah percaya pada orang lain. "Buatlah tanda tangan yang tidak mudah ditiru agar jangan sampai dipalsukan orang lain." Kita menurutinya, dan tanpa kita sadari roh-roh ketidakpercayaan ini sudah melekat dalam pikiran kita. "Trust," kata Francis Fukuyama, adalah "the social virtues and the creation of prosperity." Rasa percaya adalah suatu ikatan sosial yang penting untuk menciptakankemakmuran. Kalau tidak ada rasa percaya, mestinya tidak ada bisnis. Bagaimana mungkin kita berbinsis dengan orang yang tidak Kita percaya?Rasa percaya itu pula yang akan menentukan bangunan organisasi perusahaan saudara. Makin rendah rasa percaya kita terhadap orang lain, makin banyak pula kita melibatkan sanak saudara kita, teman sealmamater, sesuku dan sebagainya terlibat dalam bisnis kita. Kita makin menutup pintu bagi orang lain. Dan akibatnya potensi kita untuk menjadi besar akan terhambat.

Pengalaman lainnya yang saya dapatkan di Amerika barangkali dapat menjelaskan betapa berbedanya tingkat rasa percaya. Menjelang pulang ke tanah air, setelah menyelesaikan program studi, saya pun melakukan moving sale melego barang-barang yang nilai bukunya masih cukup tinggi.

Misalnya saja Ada sebuah dish washer (mesin pencuci piring) elektrik yang usianya baru tiga tahun Dan nilainya masih cukup tinggi namun harus dilepas dengan harga yang sangat murah. Pembelinya tentu saja masyarakat komunitas tempat tinggal kami, yang umumnya adalah keluarga muda atau para mahasiswa asing yang dari mancanegara. Kalau calon pembelinya datang dari negara-negara seperti Rusia, Yugoslavia, Ceko, Turki, Portugal, Brazil, Irak, Pakistan, India, atau negara-negara Afrika, biasanya transaksi berjalan tersendat-sendat. Mereka umumnya tidak percaya terhadap kualitas mesin (apakah masih tetap baik) dan harga yang ditawarkan. Mereka mengutak-atik mesin, menghabiskan waktu berjam-jam, mengajukan pertanyaan, lalu menawar di bawah separo dari harga yang ditawarkan. Prosesnya sama seperti Anda menawar harga sepasang sepatu di pasar Senen atau pasar lainnya di Indonesia. Dan akhirnya pun dapat diterka: tidak ada transaksi. Hal yang berbeda dialami kalau pembelinya berasal dari negara-negara yang barangkali dapat kita sebut sebagai high trust society, seperti Amerika, Inggris, Finlandia, bahkan Jepang yang rata-rata sudah lebih makmur hidupnya.
Mereka cuma bertanya tiga hal: mengapa dijual, apakah ada kerusakan, dan berapa harganya. Kalau mereka suka, mereka tidak menawar, langsung angkat. Dalam kepala mereka, kalau barang ini rusak maka mereka akan kembalikan segera. Mereka percaya bahwa orang lain dapat dipercaya, dan kalau mereka menipu mereka akan ditangkap polisi, diadili, dan dijatuhi hukuman.
Pembaca, apakah implikasi melakukan kegiatan bisnis di sebuah low trust society? Mudah-mudahan Saudara sudah dapat menangkapnya: jangan langsung melakukan transaksi. Selalu mulailah dengan membangun rasa percaya dari lawan-lawan bisnis Anda. Jangan sesekali melakukan penawaran kalau lawan bisnis Anda di sini belum mengenal betul Anda. Kalau ada jalan pintas yang dapat ditawarkan, barangkali cuma satu ini: carilah jembatan melalui orang-orang yang sudah dikenal dan dipercaya oleh lawan bisnis Anda. Tanpa itu, Anda cuma melakukan upaya sia-sia. Saya merindukan, kelak anak-anak kita akan membuat tanda tangan yang namanya dapat dibaca oleh orang lain.
By: Rhenald Kasali

Labels:

posted by .:: me ::. @ 2:21:00 PM   0 comments
:: My Profile ::

... m.y.z.t.e.r.i.o.u.z ...
... click my profile ...
... please don't click ...




Join me on Friendster!

Chat 

With Me
:: Wisdom ::

When we succeed, we are thankful. When we fail, we are also thankful.
The happiness and wealth are in the thankful attitude itself.
[Saat sukses kita bersyukur. Saat gagalpun kita bersyukur.
Sesungguhnya kebagiaan dan kekayaan sejati ada pada rasa bersyukur.]"

Love and attention is power! If all us are willing to share love and attention towards people arounds us, then life will be happier and more meaningfull.
(Cinta dan perhatian adalah kekuatan! Jika setiap hari kita mau memberikan cinta dan perhatian kepada orang-orang di sekeliling kita hidup akan lebih bermakna).

Terkadang manusia terlebih dahulu tenggelam dalam keputusasaannya.
Dengan emosinya mereka mengatakan bahwa masalah yang mereka hadapi sangatlah berat.
Sesungguhnya jika mereka yakin dengan usaha mereka, niscaya Tuhan pasti menjawabnya.

Salah satu cara yang paling efektif untuk memperbaiki diri adalah dengan mengingat dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan.
Karena mungkin saja kesempitan yang dialami saat ini adalah buah dari kesalahan masa lalu dan kita belum memohonkan ampun kepada Allah.

The future is not a result of choices among alternative paths offered by the present, but a place that is created – created first in the mind and will, created next in activity.
The future is not some place we are going to, but one we are creating. The paths are not to be found, but made, and the activity of making them, changes both the maker and the destination.[John Schaar].
:: Recent Post ::
:: Archives ::
:: Menu ::
:: LETTO Fans Blog ::
:: NIDJIholic Blog ::

Click Slide Show
:: Friends ::
:: Games ::
:: Powered By ::

BLOGGER
2006, Ver. 4.0, Design by: Tamtomo~ Email: TamtomoMail~ Please Send Your Comment About Our Blog